Membaca dapat membawa banyak kebaikan pada anak. Di antaranya meningkatkan kecerdasan, menumbuhkan rasa empati, lebih kreatif hingga memacu analisis dan evaluasi anak terhadap suatu masalah. Lantas kenapa seorang anak sebaiknya mulai belajar membaca?
Terkait hal ini, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr.dr. Hesti Lestari Sp.A (K) pun beri penjelasan. "Sebenarnya, membaca mulai diajarkan itu sedini mungkin. Mengapa? Sebab anak mulai lisan, mengoceh, itu ketika mereka mendengar suara di sekitarnya," ungkapnya pada media briefing virtual, Sabtu (9/12/2023). Ketika mendengar bunyi, anak akan merespons suara di sekitar mereka.
Ramalan Zodiak Besok Jumat 1 Desember untuk Sagitarius, Libra, Taurus: Cinta, Karier, Kesehatan Ramalan Zodiak Besok Jumat 8 Desember untuk Sagitarius, Libra, Taurus: Cinta, Karier, Kesehatan Ramalan Zodiak Besok Minggu 10 Desember untuk Sagitarius, Libra, Taurus: Cinta, Karier, Kesehatan
Ramalan Zodiak Besok Jumat 15 Desember untuk Sagitarius, Libra, Taurus: Cinta, Karier, Kesehatan Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Ramalan Zodiak Besok Rabu 13 Desember untuk Sagitarius, Libra, Taurus: Cinta, Karier, Kesehatan
Guntur Soekarnoputra di Depan Relawan: Kalau Ganjar Mahfud Menang, Jokowi Mau Diapa apain Terserah Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Semester 2 Halaman 45 49: Uji Kompetensi Pilihan Ganda dan Esai Halaman 3 Meski belum bisa mengenal huruf, anak bisa belajar membaca dengan bahasa lisan dari orangtua mereka.
Barulah setelah itu anak memahami bahasa tertulis ketika mendengar orang dewasa membacakan cerita bagi mereka. "Orangtua akan mendongeng. Membaca cerita. Anak tertarik, mendengar intonasi suara, melihat gambar, mungkin ditambah gerakan tangan dari orangtua," jelas dr Hesti. Jadi mereka mulai memahami bahwa bentuk itu memiliki arti, bunyi pada saat orangtua membaca cerita.
Pada usia 0 18 bulan, anak kata dr Hesti anak sebetulnya sudah mengerti kalimat sederhana. "Kalau diucapkan ibunya itu dia sudah mengerti. Misalnya kita bilang sudah diceritakan ibunya, ibu bisa tanya mana kupu kupu, dia bisa nunjuk. Atau bisa ditanya oh monyet makan pisang, mana pisangnya," jelas dr Hesti. Selain itu, orangtua bisa menjadi role model bagi anak agar tertarik membaca.
Anak itu suka meniru orangtua. Maka saat ibu atau ayah membaca, anak merasa penasaran dan tertarik untuk membaca. "Kalau melihat orang di sekitar membaca, dia juga akan mencoba melihat apa yang dilakukan orangtua," jelas dr Hesti. Menurutnya, mengenalkan literasi pada anak sejak dini akan menentukan masa depan anak menjadi pembaca atau penulis yang sukses.
Lebih lanjut dr Hesti pun menjelaskan manfaat mengenalkan literasi pada anak sedini mungkin. "Kita tahu bahwa kalau melihat otak itu ada namanya sinaps. Seperti kabel listrik menghubungkan satu titik dengan satu titik lain," kata dr Hesti. Sinaps merupakan sistem saraf yang mengendalikan aktivitas otak.
Diketahui jika pembentukan sinarp paling awal ada penglihatan dan pendengaran. Dan pembentukan sinaps membutuhkan pengalaman. "Agar kognitif anak tinggi, rangsang perkembangan lebih dahulu mendengar dan melihat. Membacakan buku sejak dini dapat meningkatkan skill literatur dasar, perkembangan bahasa dan keberhasilan akademis," tuturnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.