Calon Presiden Ganjar Pranowo mengungkap kebiasaan wisatawan China yang berlibur ke Bali tanpa menggunakan rupiah ketika bertransaksi. Dalam ceritanya, Ganjar mengatakan seluruh transaksi sudah dilakukan oleh wisatawan asal China tersebut di negara asalnya. Wisatawan asal China ini sudah memesan tiket dari negaranya dan bertransaksi menggunakan layanan financial technology (Fintech) asal China di Bali.
Ia mengatakan, praktik ini membuat Indonesia tak mendapatkan pemasukan dari para turis ini. "Wisatawan Tiongkok yang ke Bali itu ternyata pesan tiket dari sana, pesawat dari sana, (memakai) fintech dari sana, belanjanya di toko toko yang mereka siapkan. Jadi duitnya balik semua (ke China). Ini sebuah kecerdasan," kata Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023). Ganjar mengaku kaget ada kebiasaan wisatawan China yang seperti itu. Terlebih, ia juga terkejut ketika mengetahui yang dibeli oleh sang turis adalah kasur.
Ganjar Pranowo Cerita soal Wisatawan China di Bali yang Belanja Tidak Pakai Rupiah Alam Ganjar Cerita Soal Obrolan Meja Makan hingga Pijat Ganjar Pranowo Usai Pulang Kampanye Respon Ganjar Pranowo Soal Tidak Hadirnya Jokowi di HUT PDIP Ke 51
Ganjar Pranowo soal Kebebasan Pers: Pemerintah Tidak Boleh Baper Jika Dikritik Sosok Abib, Pria Yang Calon Istrinya Dihamili Orang Lain Tapi Tetap Bersedia Menikahi, Berakhir Pilu Halaman 3 Ganjar Pranowo Optimistis Meraih Kemenangan Mutlak di Provinsi Bali
KUNCI JAWABAN IPS Kelas 9 Halaman 168 Bagaimana Hubungan antara Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif Pengakuan Kakak Ipar soal Ria Ricis Tak Pernah Disentuh, Teuku Ryan: Paham Agama Seperti Fitnah Halaman 4 Kasur tersebut memang diperuntukkan untuk diekspor. Kasur yang diekspor tersebut kemudian dibeli kembali oleh si turis China itu di Bali.
"Saya kaget karena ternyata barang dibeli adalah kasur. Ternyata kasur ini adalah barang yang dibeli di Bali dan diskonnya paling tinggi sampe 70 persen. Barangnya juga made in sana. Jadi sambil piknik, belinya kasur. Menarik ya," kata Ganjar. Sebagai informasi, kebiasaan dari turis China ini dikenal dengan praktek pemasaran "Zero Dollar Tour" yang ditawarkan oleh agen perjalanan wisata. Namun demikian, wisatawan yang mengambil paket wisata tersebut harus mengikuti jadwal tour yang telah ditetapkan oleh agen wisata.
Lewat hal tersebutlah agen wisata menerapkan praktek monopoli, di mana wisatawan diharuskan berbelanja di tempat tempat yang sudah ditentukan oleh agen wisata. Tempat berbelanja tersebut sudah terafiliasi dengan agen wisata yang menawarkan paket "Zero Dolar Tour". Sehingga, harga barang barang yang ditawarkan jauh lebih tinggi dan dengan metode pembayaran non tunai.
Hal ini tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga merugikan negara yang dikunjungi oleh wisatawan karena kehilangan potensi pajak. Menurut penuturan pelaku pariwisata di Bali, praktek "Zero Dollar Tour" juga sudah banyak dipraktekkan di Bali, sebagaimana dipraktekkan di Thailand dan Vietnam.